Faktor Pembentukan Kepribadian: Sifat Dasar, Lingkungan Prenatal, Perbedaan Individu, Lingkungan dan Motivasi
Proses
perkembangan manusia, sebagai manusia yang berkepribadian atau makhluk sosial
itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut F.G. Robbins ada lima
faktor yang menjadi dasar kepribadian yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal,
perbedaan individu, lingkungan, dan motivasi.
1. Sifat Dasar
Sifat dasar
merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari
ayah dan ibunya. Sifat dasar tersebut terbentuk pada saat konsepsi,
yaitu saat terjadi hubungan suami/istri. Sifat dasar yang masih
merupakan potensi-potensi juga dipengaruhi faktor-faktor lainnya.
2. Lingkungan
Prenatal
Lingkungan
prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Sel telur yang telah
dibuahi pada saat terjadi hubungan suami/istri itu berkembang sebagai
embrio dalam lingkungan prenatal. Pada periode prenatal ini individu
mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu.
Pengaruh-pengaruh
itu antara lain:
- struktur tubuh ibu (daerah panggul), merupakan kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan;
- beberapa jenis penyakit, seperti: kanker, diabetes, siphilis, hepatitis, berpengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan bayi dalam kandungan.
- gangguan endoktrin, dapat mengakibatkan keterbelakangan perkembangan anak; dan
- shock pada saat melahirkan, dapat mempengaruhi kondisi menyebabkan berbagai kelainan seperti: cerebral, palsy, dan lemah pikiran.
3. Perbedaan
Individual Atau Perbedaan Perorangan
Perbedaan individual
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi. Sejak
saat anak dilahirkan oleh ibunya, anak tumbuh dan berkembang sebagai
individu yang unik dan berbeda dengan individu lainnya. Dia bersikap
selektif terhadap pengaruh dari lingkungan. Perbedaan perorangan ini
meliputi perbedaan-perbedaan ciri-ciri fisik
seperti warna
kulit, warna mata, rambut, dan bentuk badan, serta ciriciri personal dan
sosial.
4. Lingkungan
Lingkungan di
sekitarnya, yaitu kondisi-kondisi di sekeliling individu yang
mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan itu dapat dibedakan
menjadi 3 sebagai berikut.
- Lingkungan alam, yaitu keadaan iklim, tanah, flora, fauna, dan sumber daya di sekitar individu.
- Lingkungan kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu hidup. Kebudayaan ini mempunyai aspek material (rumah, perlengkapan hidup, hasil-hasil teknologi lainnya), dan aspek non materiil (nilai-nilai pandangan hidup, adat istiadat, dan sebagainya).
- Lingkungan manusia lain dan masyarakat di sekitar individu. Pengaruh manusia lain dan masyarakat di sekitarnya dapat membatasi proses sosialisasi dan memberi stimulasi terhadap perkembangannya.
Baca juga: Pola-pola Belajar Siswa
Peranan kondisi
lingkungan tersebut tidak menentukan mutlak, tetapi membatasi dan
mempengaruhi proses sosialisasi manusia. Dalam hal ini kita juga menolak
kebenaran paham determinisme geografis dan determinisme ekonomi mengenai
peranan kondisi-kondisi geografis dan ekonomis terhadap proses
sosialisasi individu.
5. Motivasi
Motivasi adalah
kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.
Motivasi ini dibedakan menjadi dorongan dan kebutuhan.
Dorongan adalah
keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu karena pengaruh dari dalam dan
luar dirinya yang mempengaruhi dan mengarahkan perbuatan individu dalam rangka
mencapai adaptasi atau keseimbangan lagi. Pada diri manusia terdapat dorongan
makan, minum, dan menghindarkan diri dari bahaya yang mengancamnya.
Kebutuhan adalah
dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial, dan cultural. Kebutuhan-kebutuhan
manusia yang penting, antara lain:
- kebutuhan bebas dari rasa takut;
- kebutuhan bebas dari rasa bersalah;
- kebutuhan untuk bersama dengan orang lain;
- kebutuhan untuk berprestasi;
- kebutuhan akan afeksi;
- kebutuhan untuk turut serta mengambil keputusan mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut mengenai dirinya;
- kebutuhan akan kepastian ekonomis; dan
- kebutuhan akan terintegrasikannya sikap, keyakinan, dan nilainilai.
Kelima faktor
yang menjadi dasar kepribadian manusia tersebut di atas dengan melalui proses
aksi, reaksi, dan interaksi mempengaruhi proses sosialisasi manusia.
Bayi yang
dilahirkan sebagai makhluk non sosial secara perlahan-lahan mengalami proses
sosialisasi berkembang menjadi manusia dewasa yang sosial dan bertanggung
jawab.
Dalam proses
sosialisasi tersebut tiap-tiap individu maupun kelompok selalu berpegang dan
berpedoman pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di sekitarnya.
Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut merupakan alat pembentuk
kepribadian manusia, baik secara individu atau kelompok. Menurut ahli psikologi
beberapa kasus menunjukkan, bahwa anak yang mengalami isolasi sosial tidak
dapat berkembang sebagai pribadi sosial yang normal. Proses sosialisasi dalam
rangka pembentukan kepribadian berjalan secara simultan dan terjalin satu sama
lain.
Comments
Post a Comment