Pengertian, Ciri-ciri dan Fungsi Pranata Sosial


Salam pengetahuan, dalam tulisan ini akan membahas pengertian pranata sosial, apa saja cirri-ciri pranata sosial, dan fungsi dari pranata sosial itu sendiri. Selengkapnya di bawah ini.

A. Pengertian Pranata Sosial Atau Institusi Sosial
Pranata sosial atau institusi sosial adalah suatu sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Sistem norma, yaitu sejumlah aturan sosial atau pedoman perilaku yang pantas, yang menjadi kesepakatan semua anggota masyarakat untuk dipegang dan dijadikan pedoman untuk mengatur kehidupan bersama.

Apa perbedaan institusi negara dengan institut?
Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada, sedangkan institut adalah wujud nyata/konkret dari norma-norma tersebut. Misalnya, sebuah keluarga yang dibangun oleh sepasang suami istri tentu mempunyai aturan dan norma tertentu. Masyarakat mempunyai aturan tersendiri bagaimana seorang lelaki meminang sampai dengan mengadakan pesta pernikahan. Semua aturan dan norma itulah yang dinamakan dengan pranata, sedangkan keluarga yang terbentuk itu dinamakan dengan lembaga. Lembaga disebut juga dengan asosiasi.

Pranata merupakan seperangkat aturan yang berkisar sekitar kegiatan atau kebutuhan sosial tertentu. Atau dapat dikatakan pranata merupakan prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang bergabung dalam suatu kelompok masyarakat yang disebut sosial.


B. Ciri-Ciri Pranata Sosial
Sebuah komunitas di mana manusia tinggal bersama membutuhkan pranata demi tujuan keteraturan. Semakin kompleks kehidupan masyarakat semakin kompleks pula pranata yang dibutuhkan atau yang dihasilkan guna pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam hidup bersama. Pranata berjalan seiring dengan semakin majunya masyarakat.

Ciri-ciri pranata sosial sebagai berikut.
  1. Pranata secara khusus terwujud dalam asosiasi.
  2. Segala kegiatan manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, selalu berkaitan dengan pranata sebagai pengaturannya dan asosiasi sebagai kumpulan orang-orangnya.
  3. Suatu institusi sosial, mempunyai suatu tradisi baik tertulis ataupun tak tertulis, yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain.
  4. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri yang khas dari institusi sosial. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi institusi yang bersangkutan. Sebagai contoh, kesatuankesatuan universitas, akademi, dan lain-lainnya masing-masing mempunyai lambang yang berbeda.
  5. Institusi sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai untuk mencapai tujuannya, misalnya bangunan, peralatan, mesin-mesin. Bentuk serta penggunaan alat-alat itu, biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.


C. Fungsi Pranata Sosial
Fungsi pokok dari pranata sosial, yaitu untuk memenuhi sarana kebutuhan masyarakat. Kebutuhan itu berkisar pada kebutuhan yang pokok. Jadi, tak ada satu pranata pun yang lahir tanpa adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya. Oleh karena itu, kebutuhan harus dipenuhi sesuai dengan skala prioritas.

Fungsi pranata atau fungsi institusi sosial sebagai berikut.
  1. Dengan institusi tersusun atas objek-objek budaya materiil, pola-pola khusus tingkah laku, peranan dan harapan, seperangkat sikap, dan lain-lain.
  2. Dengan institusi memberikan petunjuk untuk mengadakan sosial control terhadap tingkah laku para anggota masyarakat.
  3. Dengan institusi, melalui sistem nilai dan pola tingkah laku serta sistem sanksi dalam kontrol sosial, mempunyai pengaruh terhadap keutuhan dari institusi itu.
  4. Dengan institusi dapat memberikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggota dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.
  5. Dengan institusi dapat menyiapkan para anggota berpartisipasi secara aktif dalam peranan-peranan yang ditentukannya.
  6. Dengan institusi berfungsi mewujudkan beberapa kebutuhan utama manusia, seperti untuk pakaian, makanan, peralatan, dan lain-lain.

Pranata sosial mempunyai fungsi lain sebagai berikut.
  1. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
  2. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah dalam masyarakat yang bersangkutan.
  3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial, yaitu pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Comments

Post a Comment