Barang atau jasa
yang nyata-nyata dibutuhkan oleh setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan, maka
barang atau jasa tersebut memiliki “nilai guna” atau ”manfaat” bagi keluarga.
Nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa dalam pengertian ekonomi yaitu
kemampuan atau daya barang atau jasa dalammemenuhi kebutuhan manusia.
Nilai suatu
barang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai (value in use) dan
nilai tukar (value in exchange)
a . Nilai Pakai (value in use)
Nilai pakai
adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memuaskan kebutuhan. Misalnya buku
pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tektil, perumahan, dan
kendaraan, yang semua mempunyai nilai pakai. Tinggi atau rendahnya nilai pakai
barang ditentukan oleh intensitas kebutuhan, tempat dan waktu. Contohnya baju
dingin akan tinggi nilainya jika dibutuhkan di daerah pegunungan yang berhawa
dingin, apalagi di waktu musim salju.
Nilai pakai terdiri dari dua macam,
yaitu:
1) Nilai pakai
subjektif
Nilai pakai subjektif dalah nilai/arti
yang diberikan oleh seseorang pada suatu barang, sehubungan dengan kemampuan
barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan. Misalnya Buku pelajaran ekonomi bagi
siswa, buku tulis bagi siswa, tas sekolah bagi siswa, nasi bagi orang yang
lapar.
2) Nilai pakai
objektif
Nilai pakai subjektif adalah kemampuan
suatu barang untuk dapat memuaskan kebutuhan manusia pada umumnya. Misalnya
sandang, makanan, perumahan sangat bernilai.
b . Nilai Tukar (value
in exchange)
Nilai tukar ialah
kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain di pasar.
Misalnya : Buku pelajaran ekonomi, tas sekolah, buku tulis, beras, tekstil,
tembakau, cengkeh, obat-obatan memiliki nilai tukar. Tinggi atau rendahnya
nilai tukar suatu barang ditentukan oleh nilai pakai barang tersebut. Contoh
beras memiliki nilai pakai yang lebih besar daripada pasir, sehingga nilai
tukar beras lebih tinggi daripada nilai tukar pasir. Bila suatu barang semakin
tinggi nilai pakainya, maka nilai tukarnya juga akan semakin tinggi. Faktor
lain yang juga ikut menentukan tinggi atau rendahnya nilai tukar suatu barang
adalah faktor persediaan. Makin sedikit persediaan makin tinggi nilai tukarnya.
Misalnya : beras, gula pasir, semen, besi baja, dan lain sebagainya.
Nilai tukar
terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Nilai tukar
subjektif
Nilai tukar subjektif dalah nilai/arti
yang diberikan seseorang pada suatu barang, sehubungan kemampuan suatu barang
untuk dapat ditukarkan dengan barang lain. Seorang petani memberikan penilaian
pada padi yang dihasilkannya menurut ukurannnya sendiri
2) Nilai tukar
objektif
Nilai tukar objektif adalah kemampuan
suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain. Hampir semua barang
yang ada di dalam masyrakat mempunyai nilai tukar objektif, karena setiap
manusia tidak membuat
sendiri
barang-barang yang ia butuhkan. Semakin maju pembagian kerja dalam masyrakat,
makin mudah kita memperoleh barang-barang dengan jalan pertukaran. Maka dengan
sendirinya barang-barang tersebut mempunyai nilai
tukar objektif. misalnya: mengganti penggunaan bus menjadi taxi. Hal ini
terjadi karena bus
Comments
Post a Comment