Skala likert banyak digunakan dalam
riset dengan data kualitatif. Menurut
Kinnear (1988), skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan
baik-tidak baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal
berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 5, 7 (agar dapat menampung
kategori yang “netral”) atau memasukkan kategori “tidak tahu”. Beberapa buku
teks menganjurkan agar data pada kategori “netral” tidak dipakai dalam analisis
selama responden tidak memberikan alasannya.
Untuk membuat skala Likert, lakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kumpulkan
sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat
diidentifikasikan dengan jelas (positif atau negtif).
b. Berikan
pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan
benar.
c. Respon
dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap
pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi yang sama
akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama. Misalnya bernilai
5 untuk yang sangat positif dan bernilai 1 untuk yang sangat negatif. Hasil
hitung akan mendapatkan skor tiap-tiap pernyataan dan skor total, baik untuk
tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden.
d.
Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam
penelitian, patokannya adalah:
- Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden.
- Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan korelasi yang subtansial dengan nilai totalnya.
e.
Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang
dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuisioner baru untuk
pengumpulan data berikutnya.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skala likert dalam penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik. selengkapnya : Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert