Kriteria Instrumen yang Baik: Reliabilitas, Validitas, Sensitivitas, Obyektivitas, dan Fisibilitas


Menurut Sevilla (1998), paling tidak ada 5 kriteria agar instrumen pengumpulan data dikatakan baik, yaitu Reliabilitas, Validitas, Sensitivitas, Obyektivitas, dan Fisibilitas berikut penjelasannya.

1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu dengan melakukan test-resest.

a. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataan ekivalen. Misalnya: “Berapa tahun usia Anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?”. Lakukan pengujian data instrumen ini pada responden dan pada waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen tersebut. Bila korelasinya positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel. Masih ada teknik lain yang tidak penulis sajikan.

b. Tes-retest
Cara ini adalah sengan mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.

2. Validitas
Validitas adalah penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menentukan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran.

Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan yaitu:
a. Pengujian validitas konstruksi
Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang kan diukur dengan berdasarkan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahlinya minimal 3 orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan, maka uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor item instrumen.

b. Pengujian validitas isi
Untuk instrument dalam bentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk nontest, dapat dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan rancangan/program yang telah disiapkan. Pada tiap instrumen terdapat butir-butir pernyataan maupun pertanyaan.

c. Pengujian Validitas eksternal
Validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

3. Sensitivitas
Sensitivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan validitas suatu test tinggi, tampaknya test tersebut juga sensitive, mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakkkteristik yang diukur.

4. Obyektivitas
Obyektivitas dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai derajat di mana pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penelitian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan test.

5. Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumberdaya dan waktu. Ada beberapa test tertentu yang hanya menuntut keterampilan minimum dalam menyusun dan menganalisis hasil test, tetapi ada juga yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi kendala dalam penelitian sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan kemampuan.

Comments