Konsep Dasar Umum PBM (Proses Belajar Mengajar)


Salam pengetahuan! Hai Sobat Pembaca, seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam konteks pendidikan formal, di sekolah, kegiatan belajar-mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh lembaga tersebut. Oleh karena itulah kali ini kita akan membahasa konsep dasar umum tentang proses belajar mengajar. Sobat, dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas institusional itu, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, serta di tangan mereka pulalah bergantungnya masa depan karier para siswa yang menjadi tumpuan para orangtuanya.

Guru di dalam menunaikan perannya yang mahapenting itu mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu memahami dengan seksama hal-hal yang bertalian dengan proses belajar mengajar:

  • (a)siswa (dengan segala karakteristiknya) yang harus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuannya sesuai dengan tahap perkembangan yang dilaluinya;
  • (b) tujuan (ialah apa yang akhirnya diharapkan tercapai setelah adanya kegiatan belajar-mengajar), yang merupakan seperangkat tugas atau tuntutan atau kebutuhan yang harus dipenuhi atau sistem nilai yang harus tampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian siswa (seperti yang ditetapkan oleh siswa sendiri, guru atau masyarakat orang dewasa) yang seyogianya diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan yang berencana dan dapat dievaluasi (terukur);
  • (c) guru (ialah orang dewasa yang karena jabatannya secara formal) selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning-strategy) yang tepat (appropriate).
Secara skematik interrelasi antara ketiga komponen dasar itu dalam suatu model Proses Belajar-Mengajar elementer, dapat digambarkan sebagai berikut.


Berdasarkan gambar skema di atas, maka kita dapat membuat suatu definisi tentatif sebagai pegangan dalam rangka memahami proses belajar mengajar, ialah sebagai berikut :

“ Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya”.

Dengan definisi ini hendaknya kita pahamkan bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung dari satu arah (one way system) melainkan terjadinya searah timbal balik (interaktif, two way traffic system) di mana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame work) dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir (frame of reference) yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama.

Tujuan interaksi (belajar pada pihak siswa, mengajar pada pihak guru) merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan dari rangkaian keseluruhan (proses) interaksi (belajar-mengajar) tersebut hendaknya ditimbang atau dievaluasikan (judged) pada tercapai tidaknya tujuan (bersama tersebut). Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan yang segera dan terdapat (intermediate and immediate objectives) dari setiap PBM harus atau dapat dilihat pada ada tidaknya perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa.

Guru dapat dikatakan mengajarnya berhasil kalau perubahan yang diharapkannya, terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya”.

“ Begitu pula dengan siswa dapat dikatakan belajarnya berhasil kalau ia mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses belajar tersebut pada perilaku dan pribadinya seperti yang diharapkan guru dan siswa sendiri”.

Memperhatikan penjelasan diatas, maka dalam konteks PBM ini, terutama dalam kaitannya dengan tiga komponen yang utama itu, minimal ada tiga hal yang hendaknya dipahami oleh guru yaitu tentang:
  1. hakikat atau konsep dasar serta terjadinya perilaku belajar pada pada diri siswa;
  2. kriteria dan cara merumuskan tujuan belajar-mengajar (instruksional) dalam bentuk yang operasional yang dapat dipandang sebagai manifestasi hasil perilaku belajar siswa yang secara langsung dapat diamati (observasi) dan dapat dievaluasi atau diukur (measurable);
  3. karakteristik utama, termasuk segi-segi kebaikan dan kelemahannya, dari beberapa model strategi belajar yang umum (Sistem Belajar Mengajar: Enquiry-DiscoveryLearning, Expository Teaching, Mastery Learning, dan Humanistic Education), serta kriteria yang dapat digunakan untuk memilihnya bagi keperluan penggunaannya.

Comments