Pengertian
Construct Validity dan Contohnya |
Construct validiy atau validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan
sejauhmana suatu tes mengukur konstruk teori yang menjadi dasar penyusunan tes
itu. Prosedur pengujian validitas konstruk berasal dari hasil komputasi
interkorelasi diantara berbagai hasil test dan kemudian diikuti oleh hasil test
dan kemudian diikuti oleh analisis lebih lanjut terhadap matriks korelasi yang
diperoleh, melalui berbagai metode. Diantara metode yang sering digunakan
adalah metode multirait-multimethod dan analisis faktor.
Pengukuran validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan
dengan perkembangan konsep mengenai trait (sifat) yang diukur. Namun, pada situasi-situasi
tertentu adanya bukti validitas konstruk mungkin diperlihatkan. Validitas ini
adalah salah satu jenis validitas, menurut yang ditetapkan oleh American
Psycological Association ada 3 jenis validitas yaitu conten validity, construct
validity dan criterion-related validity.
Campbell dan
Fiske (1959) mengembangkan suatu pendekatan untuk menguji validitas konstruk
yang disebut multitrait-multimethod. Validitas dengan
multitrait-multimethod digunakan dengan menggunakan lebih dari satu macam
metode untuk mengukur lebih dari satu macam trait.
Contoh
perhitungan validitas multitrait-multimethod dikemukakan oleh Alen dan Yen
(Azwar,2005) dengan mengandaikan dengan adanya dua trait, yaitu sifat introversi
dan sifat neurotisme, yang masing-masing diungkap oleh dua macam metode,
yaitu pertama metode jawaban ya-tidak (YT) ddan kedua metode pilihan ganda
(PG). Dalam contoh ini, terdapat empat macam tes. Hasil pelaksanaan empat macam
tes tersebut pada sekelompok siswa yang sama kemudian dikorelasikan satu sama
lain dan koefisien-koefisien korelasinya dimasukkan dalam suatu matriks
validitas (perhatikan tabel 1 di bawah ini)
Tabel 1.
Matriks validasi dengan pendekatan multitrait-multimethod
Introversi
YT
|
Neurotisme
YT
|
Introversi
PG
|
Neurotisme
PG
|
|
Introversi
YT
|
(0.80)
|
0.25
|
0.78
|
0.19
|
Introversi
PG
|
(0.85)
|
0.16
|
0.72
|
|
Neurotisme
YT
|
(0.87)
|
0.24
|
||
Neurotisme
PG
|
(0.92)
|
Pada matriks
validas tabel 1 di atas, koefisien korelasi antara skor tes dengan dirinya
sendiri tidak dicantumkan sebagai r=1, tetapi digantikan eloh koefisien
reliabilitasnya. Sebagai contoh, koefisien reliabilitas atas skala introversi
yang menggunakan metode YT adalah 0.8 dan dalam matrik diletakan dalam tanda
kurung. Dasar pemikiran dalam validitas dengan pendekatan ini adalah adanya
validitas yang baik diperlihatkan oleh korelasi yang tinggi antara dua
pengukuran terhadap trait yang sama oleh dua metode yang berbeda, atau korelasi
yang rendah antara dua pengukuran terhadap trait yang sama oleh dua metode yang
berbeda, atau korelasi yang rendah antara dua pengukuran terhadap trait yang
berbeda walaupun menggunakan metode yang serupa. Pada tabel 1, dapat dijelaskan
bahwa skala-skala tersebut menunjukkan hasil ukur yang memiliki validitas
konstruk yang baik. Perhatikan bahwa skala introversi YT dan skala Introversi
PG berkolerasi 0.78; skala neurotisme YT dan Neurotisme PG berkorelasi sebesar
0.72.
Tampak juga
pada tabel 1, bahwa korelasi masing-masing skala yang mengukur trait yang
berbeda, kesemuanya rendah. Dalam istilah validitas, skala-skala tersebut
memperlihatkan adanya validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas
konvergen adalah validitas yang ditunjukkan oleh tingginya korelasi antara
skor skala-skala yang mengukur trait yang sama. Sedangkan validitas diskriminan
adalah validitas yang ditunjukan oleh rendahnya korelasi antara skor skala-skala
yang mengukur trait yang berbeda. Pada contoh tersebut, validitas konvergen dan
daya beda diskriminant validity) termasuk dalam kategori baik. Maka
dapat diilustrasikan suatu matriks validasi multitrait-multimethod yang ideal
seperti pada tabel 2 berikut
Tabel 2.
Matriks validasi dengan pendekatan multitrait-multimethod
A1
|
B1
|
A2
|
B2
|
|
A1
|
r A1A1
(T)
|
r A1B1
(R)
|
r A1A2
(T)
|
r A1B2
(R)
|
B1
|
r B1B1
(T)
|
r B1A2
(R)
|
r B1B2
(T)
|
|
A2
|
r A2A2
(T)
|
r A2B2
(T)
|
||
B2
|
r B2B2
(T)
|
Keterangan :
T=tinggi; R=rendah.
Perhatikan
tabel 2 di atas, huruf melambangkan trait dan angka melambangkan metode. Jadi,
A1 dan A2 adalah dua skala yang mengukur trait yang sama, yaitu traut A diukur
oleh dua metode yang berbeda, metode 1 dan metode 2. A1 dan B1 adalah dua macam
trait yang berbeda yang dikuru oleh satu metode yang sama, yaitu metode 1. A1
dan B2 melambangkan mengukur dua trait yang berbeda yaitu trait A dan B yang
diukur oleh dua metode yang berbeda, metode 1 dan metode 2. Korelasi antara setiap variable dengan
dirinya sendiri, yaitu rA1A1, rB1B1, rA2A2, dan
rB2B2.
Pendekatan
lain untuk menguji validitas konstruk adalah dengan menggunakan analisis
vaktor. Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tes/instrument mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukur
(Allen & Yen, 1979:108). Pendekatan ini, melibatkan perhitungan statistic
yang memiliki persyaratan-persyaratan yang ketat, dengan melihat hubungan antara
variable-variabel dan menjelaskan saling hubungan tersebut dalam bentuk
kelompok variable yang terbatas yang disebut faktor. Oleh karena itu validitas
yang diperoleh melalui pendekatan ini disebut validitas faktorial.
Prosedur
analisis faktor yang dapat digunakan tergantung pada konstruk teori yang
dibangun. Jika seorang pembuat instrument (tes atau nontes) menganggap konstruk
teoritis yang dibangun sudah mapan, maka analisi faktor yang digunakan adalah analisis
faktor konfirmatori, tujuannya untuk mengkonfirmasi apakah eori yang
dibangun untuk menyusun instrument tersebut sesuai dengan data empirik atau
tidak. Analsis faktor konfirmatori pada tulisan ini belum bisa kami jelaskan,
cukup diketahui gambaran umumnya saja. Kemudian, jika pembuat instrument merasa
konstruk teoritisnya masih belum mapan,
sehingga faktor-faktor yang membangun instrument tersebut belum
teridentifikasi dengan jelas, maka prosedur analisis faktor yang digunakan
adalah analisis faktor eksploratori. Pembuktian validitas konstruk
dilakukan dengan menggunakan analisis faktor eksploratori digunakan untuk
mengungkap trait (sifat) atau konstruk teoritis yang hendak diukur. Dalam arti,
untuk mengetahui apakah butir-butir yang telah disusun menggunakan
factor-faktor yang membangun instrument tersebut. Metode analisis faktor dapat diukur dengan
aplikasi SPSS.
excelent
ReplyDelete