A. Ciri-ciri Nilai
Sosial
Beberapa
ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.
- Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir.
- Nilai sosial dipelajari dan bukan bawaan lahir. Proses belajar dan pencapaian nilai-nilai itu sejak kanak-kanak melalui proses sosialisasi keluarga.
- Nilai sosial ditularkan dari suatu kelompok ke kelompok yang lain, melalui berbagai macam proses sosial. Bila nilai itu berwujud kebudayaan, dapat ditularkan melalui akulturasi, difusi, dan sebagainya.
- Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang telah disetujui dan diterima secara sosial menjadi dasar tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi maupun secara kelompok, dan secara keseluruhan. Nilai juga membantu masyarakat agar dapat berfungsi baik. Sistem nilai sosial sangat penting untuk pemeliharaan kemakmuran dan kepuasan sosial bersama.
- Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan.
- Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat baik positif dan negatif.
Tolok Ukur Nilai
Sosial
Tolok ukur nilai
sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan
kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh
atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.
Disebut daya guna
fungsional, sebab setiap objek dihargai menurut fungsinya dalam struktur dan
sistem masyarakat yang bersangkutan. Jadi, penghargaan yang diberikan
berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya fungsi. Presiden mendapat nilai
sosial lebih tinggi daripada menteri sebab fungsi presiden dinilai lebih tinggi
daripada fungsi menteri. Candi Borobudur dan Candi Mendut mendapat nilai sosial
yang berbeda. Candi Borobudur dihargai lebih tinggi sebab dinilai mempunyai
nilai sosiokultural yang lebih besar daripada Candi Mendut, Borobudur dikenal
orang di seluruh dunia.
Dari kehidupan
sehari-hari ternyata masyarakat terus berubah. Oleh karena itu, tidak ada tolok
ukur nilai yang bersifat kekal yang ada dan dapat dibuat hanyalah tolok ukur
sementara. Supaya tolok ukur nilai menjadi bersifat tetap, harus dipenuhi 2
syarat sebagai berikut.
- Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan didasarkan atas keinginan penilaian individu.
- Tolok ukur itu harus diterima sungguh-sungguh oleh minimal sebagian besar masyarakat.
Penghargaan dan
kesungguhan penerimaan itu harus diketahui dan diukur berdasarkan kuantitas dan
kualitas, pengorbanan yang dilakukan masyarakat. Untuk mempertahankan
kelestarian tolok ukur itu, juga harus ada sanksi yang dikenakan apabila ada
yang melanggar kesepakatan bersama. Di samping itu manusia juga dapat
mengetahui intensitas penerimaan itu dari luapan emosi masyarakat, apabila ada
tindakan yang akan menghancurkan.
Sumber-sumber
Nilai Sosial
Nilai sosial
bersumber dari daya guna fungsional yang diakui dan diberikan masyarakat
kepada segala kreasi manusia yang disebut kebudayaan. Sumber itu
terletak di luar orang atau barang yang dihargai itu. Sumber nilai
sosial terletak di dalam masyarakat itu sendiri, sejauh masyarakat
mengetahui dan mengalami kegunaan atau jasa-jasa orang dan barang
tersebut. Sumber nilai yang terletak di luar orang atau benda yang
bernilai itu disebut sumber ekstrinsik.
Selain sumber
ekstrinsik, ada pula sumber intrinsik. Pada masyarakat sebagian
terdapat golongan manusia yang sejak lahir belum pernah menunjukkan jasa
bagi masyarakat. Mereka para penyandang cacat tubuh, mental, dan yatim
piatu. Mereka disebut orang-orang yang tidak mempunyai daya guna
fungsional bagi masyarakat, tetapi ternyata ada anggota masyarakat mau
menyisihkan waktu dan uang bagi mereka, mengasuh, dan merawat mereka.
Kesediaan sejumlah orang untuk mengasuh mereka sama sekali tidak didasarkan
pada daya guna fungsional yang praktis tidak mereka miliki, melainkan
pada nilai harkat dan martabat manusia. Dapat dikatakan bahwa nilai
intrinsik dari nilai sosial adalah harkat dan martabat manusia itu
sendiri.
Mutu dan nilai
manusia diakui lebih tinggi daripada makhlukmakhluk lain karena manusia
merupakan makhluk yang berpribadi. Manusia mempunyai hak-hak azasi yang
tidak dapat dilanggar, tetapi harus dihormati dan dijunjung tinggi.
Manusia berhak dilindungi undang-undang, bila manusia terlantar dan
menderita, ia mempunyai hak untuk mendapat pertolongan dari sesama
manusia. Di dalam masyarakat, nasional maupun internasional, banyak
ditemukan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia, seperti
diskriminasi, perbudakan, dan perang.
Baca juga: Penggolongan Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Jenis-jenis Nilai
Sosial
Menurut Prof.
Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis sebagai berikut.
- Nilai material, yaitu segala benda yang berguna bagi manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan.
- Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu:
- nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika);
- nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak;
- nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia; dan
- nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia atau perasaan (estetis).
makasih kak bagus sekali untuk belajar
ReplyDeletebuldoser terbesar di dunia