Manusia dalam
berinteraksi sosial akan terjadi suatu keadaan yang disebut situasi sosial.
Di samping itu juga terdapat rangkaian proses-proses yang tidak ada batasnya
terdiri atas penyatuan dan perikatan yang disebut suasana sosial. Ada
pula interaksi sosial yang disebut asosiatif dan ada pula yang disebut disasosiatif.
Asosiatif adalah
suatu kehidupan di mana pihak-pihak yang berhubungan dalam tingkat yang sejajar
saling ketergantungan, koordinasi, dan kerja sama.
Kehidupan
asosiatif di masyarakat dengan kekuatan seimbang akan terjadi suatu kerja sama
sehingga akan tercipta kehidupan demokratis, sedangkan kehidupan asosiatif yang
tidak seimbang akan mengubah keadaan demokratis menjadi diktator atau otokrasi.
Kehidupan
disasosiatif di masyarakat dengan hikmat yang tidak seimbang jelas akan tampak,
siapa yang kuat pasti akan menang dan siapa yang lemah akan kalah. Interaksi
sosial di masyarakat merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antarorang perorang, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara
orang perorang dengan kelompoknya.
Yang dimaksud
bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang
perorang atau kelompok-kelompok manusia, mengadakan hubungan satu sama lainnya.
Dalam hubungan orang perorang atau kelompok kemungkinan terjadi kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan dapat pula terjadi pertentangan
(pertikaian) atau konflik. Baik kerja sama, persaingan, dan pertentangan
termasuk bentuk-bentuk interaksi sosial.
A. Terjadinya
Konflik/Pertikaian/Pertentangan Dalam Proses Interaksi Sosial
Pertentangan atau
konflik adalah proses sosial, di mana orang perorang atau kelompok
manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan,
dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Dalam pertikaian unsur
perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan
yang ada sehingga masing-masing pihak berusaha saling menghancurkan.
1. Sebab-sebab
Terjadinya Pertikaian
- Adanya perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang yang semakin tajam sehingga timbul bentrokan perseorangan.
- Adanya perubahan-perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai-nilai baru.
- Adanya perbedaan kebudayaan yang mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan pertentangan kelompok.
- Adanya bentrokan mengenai kepentingan-kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok, misalnya: kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan. Contoh: Pertikaian antara buruh dan majikan.
Suatu masyarakat
biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih
pertikaian yang disebut safety valve institutions. Di dalam
alat-alat ini disediakan objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan pertikaian
kepada pihak yang bertikai agar perhatian
tersebut dapat
tersalurkan ke arah lain.
2. Bentuk-bentuk
Pertentangan
Menurut Achmadi
ada lima bentuk-bentuk pertentangan, yaitu sebagai berikut.
- Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang terjadi di antara orang seorang karena masalah-masalah pribadi.
- Pertentangan politik, yaitu pertentangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing.
- Pertentangan rasial, yaitu pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya: terjadinya diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
- Pertentangan antarkelas sosial, yang disebabkan munculnya perbedaanperbedaan kepentingan, misalnya antara buruh dan majikan.
- Pertentangan yang bersifat internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaanperbedaan kepentingan masing-masing. Contoh: Pertikaian Kaum Hizbullah di Libanon dengan Israel yang melibatkan beberapa negara besar.
3. Akibat-akibat
dari Bentuk Konflik Atau Adanya Pertentangan
- Tambahnya solidaritas dari in-group. Jika suatu kelompok yang semula tidak kompak, tetapi kalau ada kelompok lain yang mengancamnya maka solidaritas mereka akan lebih baik.
- Jika pertentangan itu terjadi antarwarga dalam satu kelompok maka keutuhan kelompok itu akan goyah.
- Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban manusia pada kedua belah pihak yang berperang.
- Bila kekuatan kedua kelompok itu seimbang, bisa timbul akomodasi, tetapi bila tidak seimbang, yang lebih kuat akan mendominasi, sedangkan yang lemah akan takluk kepada yang menang.
- Berubahnya kepribadian. Kalau pertentangan terjadi antara dua kelompok yang berlainan, misalnya Jepang dan Amerika pada tahun 1942 maka orang seorang akan mengidentifikasikan dirinya dengan satu kelompok saja, lalu menghadapi kelompok lain yang dianggap sebagai lawan.
Baca juga: Faktor-faktor Interaksi Sosial
B. Terjadinya Kerja
Sama Dalam Proses Interaksi Sosial
Yang dimaksud
kerja sama di sini adalah kerja sama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kerja sama timbul
kalau orang-orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama. Pada masyarakat Indonesia bentuk kerja sama telah dikenal sejak zaman
purba, terkenal dengan nama gotong royong. Manusia dalam kehidupan sosial,
sejak kecil sudah ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun dengan keluarga
dan masyarakat sekitarnya. Hal ini didasarkan pada pandangan hidup, bahwa
seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerja sama dengan orang lain.
Dengan semangat gotong royong, sering kali diterapkan untuk mengusahakan
kepentingan umum. Suatu bentuk kerja sama akan berkembang, kalau orang yang
terlibat dalam interaksi dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama
disertai kesadaran, bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat
bagi semuanya. Di samping itu harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerja serta balas jasa yang diterima.
Sehubungan dengan
pelaksanaan kerja sama, ada beberapa bentuk kerja sama.
- Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
- Cooperation adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. Hal itu merupakan salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
- Coalition (Koalisi) adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Pada mulanya koalisi memang mengalami kegoncangan-kegoncangan sebab asas dan sifat organisasinya berbeda-beda. Akan tetapi karena diikat oleh tujuan yang sama maka gerak langkah koalisi itu kooperatif.
- Joint Venture adalah bentuk kerja sama yang bergerak dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. Keuntungannya dibagi menjadi proporsi yang sudah disepakati bersama. Misalnya: joint venture antara Indonesia dengan PT. Caltex Amerika Serikat dalam proyek pengeboran minyak bumi.
C. Terjadinya Persaingan
(Competition) Dalam Proses Interaksi Sosial
Persaingan
terjadi ketika orang perorangan atau kelompok manusia bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang tertentu, dengan cara menarik perhatian
publik tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Ada dua macam
tipe persaingan, yaitu sebagai berikut.
- Persaingan yang bersifat pribadi, yaitu persaingan masing-masing orang secara langsung bersaing, misalnya untuk memperoleh kedudukan tertentu dalam organisasi.
- Persaingan yang bersifat kelompok, yaitu persaingan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Misalnya dua kelompok perusahaan yang bersaing untuk memperebutkan mendapatkan monopoli pemasaran di suatu wilayah tertentu.
1. Bentuk-bentuk
Persaingan
Ada beberapa
bentuk persaingan, yaitu sebagai berikut.
- Persaingan di Bidang Ekonomi: Ditinjau dari persaingan di bidang ekonomi, persaingan timbul karena terbatasnya penawaran dibandingkan dengan permintaan. Persaingan adalah salah satu cara untuk memilih produsen-produsen yang baik. Bagi masyarakat sebagai keseluruhan persaingan ini membawa keuntungan sebab produsen-produsen yang terbaik memenangkan persaingan dengan cara memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih baik mutunya, dengan harga yang cukup rendah.
- Persaingan untuk Mencapai Suatu Kedudukan Tertentu Dalam Masyarakat: Dalam diri seseorang maupun dalam kelompok manusia terdapat keinginan-keinginan yang diakui sebagai seseorang atau kelompok yang mempunyai kedudukan tersebut. Keinginan tersebut dapat terarah pada suatu persamaan derajat, kedudukan, dan peranan dengan pihak lain atau lebih tinggi daripada itu.
- Persaingan Dalam Bidang Kebudayaan: Persaingan dalam bidang kebudayaan misalnya pada waktu orang-orang Barat berdagang di pelabuhan Jepang maka para pendetapendeta agama Kristen berusaha untuk menyebarkan agama tersebut di Jepang. Hal yang sama juga terjadi sewaktu kebudayaan Barat, yang mula-mula dibawa oleh orang-orang Belanda pada akhir abad ke-15, berhadapan dengan kebudayaan Indonesia. Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat menyangkut misalnya bidang keagamaan, institusi sosial, dan lain-lain.
- Persaingan Karena Perbedaan Ras: Persaingan karena perbedaan ras juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, corak rambut, dan sebagainya hanya merupakan suatu perlambang dari suatu kesadaran dan sikap atas perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat daripada unsur-unsur kebudayaan lain.
Baca juga: Fungsi Nilai dalam Interaksi Sosial
2. Fungsi-fungsi
Persaingan
Fungsi-fungsi
persaingan, yaitu sebagai berikut.
- Persaingan mempunyai fungsi sebagai suatu proses sosial dan membentuk interaksi dalam masyarakat. Ia menyusun suatu cara pembagian atau distribusi komoditi yang terbatas dalam masyarakat.
- Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat menuntut pengaturan tingkah laku individu supaya terjadi persaingan yang sehat. Hal ini disebabkan karena persaingan yang tidak diatur, akan mengarah kepada konflik yang merugikan.
- Persaingan dapat mendorong dan merangsang individu dan grup untuk lebih maju. Dalam bidang niaga, persaingan dapat mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja.
- Persaingan dapat mempunyai daya rangsang dan daya dorong yang terbatas. Orang yang telah memutuskan untuk tidak mau terlibat dalam usaha yang berdasarkan persaingan, tidak dapat dirangsang lagi untuk masuk ke dalam persaingan.
Comments
Post a Comment