Sekarang ini kita
beranggapan bahwa perubahan harga produk itu sendiri yang akan mempengaruhi
jumlah produk yang diminta (dalam hal ini berarti faktor-faktor lain dianggap
konstan/asumsi ceteris paribus berlaku). Perubahan harga produk hanya
akan menyebabkan perubahan jumlah produk yang diminta, perubahan ini hanya
terjadi dalam satu kurva atau disepanjang kurva.
Jika ceteris
paribus tidak berlaku dengan kata lain faktor-faktor lain yang dianggap
konstan mengalami perubahan maka akan terjadi perubahan permintaan atau terjadi
pergeseran kurva. Adapun faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perubahan
permintaan antara lain:
a . Harga Barang
Lain yang Mempunyai Hubungan Erat
Jumlah permintaan
suatu barang bisa berubah bila harga barang lain yang mempunyai hubungan erat
berubah. Harga barang lain yang mempunyai hubungan erat bisa berupa barang
substitusi (barang yang bisa saling menggantikan) atau barang
komplementer (barang yang bisa saling melengkapi).
Barang substitusi
adalah dua barang yang dalam penggunaannya bisa saling menggantikan. Contoh:
Daging Sapi dengan Daging Ayam. Ketika harga daging sapi naik, maka
masyarakat/konsumen akan cenderung mengurangi volume permintaan barang yang
harganya naik dan menggantikannya dengan barang yang harganya relatif tetap.
Jadi dalam hal ini jika daging sapi harganya mengalami kenaikkan, sementara
daging ayam harganya tetap maka permintaan akan daging sapi mengalami penurunan
dan permintaan daging ayam akan mengalami kenaikkan. Dalam hal ini konsumen
akan mengganti konsumsi barang yang harganya naik (daging sapi) dengan barang
substitusinya (daging ayam), sehingga masyarakat masih bisa menikmati daging.
Barang
komplementer adalah dua barang yang dalam penggunaannya akan efektif bila
digunakan secara bersama-sama. Contoh: Kopi dengan Gula Pasir atau Mobil Diesel
dengan Solar. Dalam kasus ini contohnya naiknya harga kopi akan bisa
menyebabkan turunnya permintaan akan gula pasir, walaupun harga gula pasir
relatif tetap. Atau naiknya harga solar bisa menyebabkan turunnya permintaan
akan mobil jenis diesel.
b . Selera/Taste
Masyarakat terhadap barang/produk yang dihasilkan
Selera atau cita
rasa konsumen terhadap suatu barang dapat mempengaruhi permintaan terhadap
barang tersebut. Jika selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat maka
permintaan terhadap barang tersebut juga akan meningkat dan sebaliknya jika
selera masyarakat terhadap suatu barang menurun maka permintaan terhadap barang
tersebut menurun.
Contoh, selera
masyarakat terhadap suatu barang yang berhubungan dengan mode. Model
pakaian/celana panjang yang sedang trend saat ini adalah celana yang relatif
ketat, maka jumlah permintaan model celana ini cenderung meningkat. Sebaliknya
model pakaian yang sudah ketinggalan (out of date) seperti model rok mini atau
model longgar, jumlah permintaannya cenderung menurun atau berkurang.
c . Pendapatan
Masyarakat (Income/Yield)
Pendapatan
masyarakat merupakan cermin atau gambaran daya beli masyarakat, sehingga akan
mempengaruhi permintaan barang atau jasa baik dari segi kuantitas atau
kualitas. Untuk barang normal, jika pendapatan masyarakat naik maka
permintaan akan barang tersebut cenderung naik dan sebaliknya jika pendapatan
masyarakat turun maka permintaan akan barang tersebut juga cenderung turun.
Tetapi untuk barang inferior sebaliknya, yaitu jika pendapatan masyarakat
naik/bertambah justru permintaan akan barang tersebut semakin berkurang.
d . Jumlah
Penduduk
Pertambahan
jumlah penduduk cenderung menyebabkan bertambahnya permintaan, walaupun tidak
selalu demikian. Jumlah penduduk yang besar secara potensial jelas akan mampu
menambah permintaan. Lebih-lebih jika jumlah penduduk yang besar jika disertai
dengan kesempatan kerja yang luas maka pada gilirannya akan lebih banyak orang
yang menerima pendapatan. Penerimaan pendapatan akan menambah daya beli yang pada
gilirannya akan menambah permintaan.
e . Intensitas
Kebutuhan
Mendesak tidaknya
kebutuhan seseorang terhadap suatu barang/jasa yang diinginkan akan
mempengaruhi permintaan terhadap barang/jasa tersebut. Jika suatu barang masuk
kategori kebutuhan primer maka konsumen tidak
akan menunda permintaan terhadap barang tersebut, tetapi jika barang tersebut
masuk kategori kebutuhan sekunder, maka konsumen cenderung menunda permintaan
terhadap barang tersebut.
Comments
Post a Comment