Macam Skala Pengukuran, Skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio


Skala adalah suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala Pengukuran terdiri atas empat macam yaitu Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala Rasio yang penjelasannya disajikan berikut ini.

1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana di mana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar kode maupun tabel.

Contoh:
Jenis kelamin anda :
1 = pria
2 = wanita
Jika seorang responden pria memilih 1 bukan berarti bahwa responden wanita yang memilih 2 menjadi lebih tinggi atau lebih bernilai. Skala nominal hanya sekadar kode.

2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang mengurutkan dua dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.

Contoh:
Nilai ujian dari lima mahasiswa telah diurutkan dari yang paling besar ke nilai yang paling kecil seperti berikut:

Nama Mahasiswa
Nilai
Ujian
Nilai
Prestasi

     A. Alviadi Nur Risal
     Ayu Muthmainnah
     Cici Aulia
     Ummy Qalsum
     Peldi Ardi WIjaya


95
78
72
59
39

A
B
C
D
E

Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi misalnya mempunyai kaidah sebagai berikut:
Jarak antara 85 – 100  adalah A
Jarak antara 76 – 84  adalah B
Jarak antara 68 – 75  adalah C
Jarak antara 56 – 67  adalah D
Jarak antara 0 – 55 adalah E

Kaidah di atas terlihat bahwa jarak interval tiap nilai prestasi tidak bisa sama.
Jika bobot pada skala ordinal tidak diperhatikan, maka jadilah ia sebagai skala nominal sehingga dapat disimpulkan bahwa skala ordinal dapat berperan sebagai skala nominal tetapi tidak sebaliknya, skala nominal tidak dapat berperan sebagai skala ordinal.

3. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama.

Contoh:
Nilai-nilai presatsi yang telah di transfer dalam bentuk huruf A,B,C,D dan E selanjutnya akan diberi bobot masing-masing 4,3,2,1 dan 0. Sehingga interval antara A dan C sama dengan antara C dan E atau interval antara A dan B sama dengan interval antara D dan E. Akan tetapi ada satu ciri penting lain yaitu tidak adanya titik nol. Misalnya jika bobot A = 4 diubah menjadi A = 0 bukan berarti bahwa untuk nilai prestasi B,C,D dan E juga menjadi nol akan tetapi dapat berubah menjadi berturut-turut -1,-2,-3 dan -4.

Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan maka skala ini bertindak sebagai skala ordinal. Jadi skala interval dapat bertindak sebagai skala ordinal dan skala nominal.

4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang mencakup tiga skala yakni skala nominal, skala ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat lain yaitu bahwa ukuran ini memiliki nilai nol yang sama dan dapat diperbandingkan. Oleh karena adanya titik nol inilah maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari sebagai data kuantitatif.

Contoh:
Maria Ulfah dan Muh. Sulkarnain adalah dua orang karyawan PT. Excel Green Season yang masing-masing bergaji Rp.20.000.000,- dan Rp.50.000.000,-. Ukuran rasionya dapat dihitung seperti gaji Muh. Sulkarnain adalah 2,5 kali lipat gaji Maria Ulfah. Gaji ini memiliki titik nol (misalnya perusahaan tidak menggaji karyawannya karena bangkrut, artinya kedua karyawan bergaji Rp.0,-).

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment