Teater
tradisional Asia sangat banyak macam dan ragamnya.
Setiap Negara mempunyai teater tradisionalnya masing-masing. Di bawah ini
diperkenalkan tiga dari macam ragam teater tradisional yang banyak itu yaitu
dari Cina, Jepang dan India.
1. Teater
Tradisional Cina
Salah satu teater
tradisional China adalah Opera Peking. Yang menggabungkan musik, tarian,
nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan ini muncul pada akhir abad ke-18 dan
mulai popular pada pertengahan abad ke-19. Tata rias dan tata busananya penuh
warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pelakunya cenderung simbolik dan
sugestif.
Lakon Opera
Peking berasal dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan
cerita-cerita kekinian.
Dalam
perjalanannya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada
bentuknya yang sekarang. Opera Peking adalah perpaduan dari banyak
bentuk kesenian di China.
Sebagaimana
teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya
dimainkan oleh laki-laki. Perempuan baru diperkenankan main di Shanghai,
tahun 1894. Opera Peking juga berkembang di Taiwan.
2. Teater Tadisional
Jepang
Salah satu bentuk
teater tradisional Jepang adalah Kabuki. Sebagaimana teater
tradisional China, tata rias dan tata busana Kabuki juga sangat rumit.
Bentuk tontonannya campuran dari musik, tarian, dan nyanyian.
Kabuki berasal
dari tiga suku kata, Ka (menyanyi), bu (menari), dan ki
(ketrampilan). Kabuki sering diartikan sebagai seni menyanyi dan menari.
Kabuki sebagai teater tradisional telah diturunkan dari generasi ke
generasi oleh masyarakat pendukungnya. Dalam sejarahnya, Kabuki tidak
banyak mengalami perubahan. Berbeda dengan teater Barat, di mana pelaku dan
penonton dibatasi oleh lengkung proskenium; - dalam tontonan Kabuki
pelaku dan penonton tidak berjarak. Panggung Kabuki menjorok ke arah
penonton.
3. Teater
Tradisional India
Kalau di zaman
Yunani kuno, Aristoteles (384 SM – 322 SM), menulis “Poetic”, risalah
yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Maka di India (1500 SM – 1000
SM), ada tokoh yang setara, Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra, risalah
yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut
melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata
busana, tata rias, properti, manajemen produksi, dll.
Teater
tradisional India bermula dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian
dan tarian. Sehingga pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional
India, didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi. Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan
struktur dari Mahabharata dan Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.
nice info banget makasih
ReplyDeletetruk scania