Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi: Pendapatan, Harga Barang dan Jasa, Adat Istiadat dan Kebiasaan Konsumen, Barang Subtitusi, Jumlah Penduduk, Barang Konsumsi Tahan Lama, Ramalan Perubahan Harga, Selera Konsumen
Pertama-tama, panjang amat judulnya ya
hehe… okelah tak perlu berlama-lama lagi lets go!
Konsumsi
mengandung pengertian kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang
atau jasa. Ini dilakukan oleh setiap orang dalam usaha memuaskan kebutuhannya
secara langsung. Barang atau jasa yang dikonsumsi oleh setiap orang berbeda.
Perbedaan itu terletak pada jumlah, jenis, dan kualitasnya. Mengapa bisa
demikian? Karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi seseorang,
antara lain :
1 . Pendapatan
a . Besar
kecilnya pendapatan
Semakin besar
pendapatan yang diterima oleh seseorang, semakin besar pula daya belinya. Akan
tetapi sebaliknya jika pendapatan seseorang semakin kecil, maka kemampuan
membeli akan barang dan jasa juga semakin kecil, semakin sedikit barang atau
jasa yang dapat dibeli/dimiliki. Pendapatan dengan konsumsi dapat digambarkan
dengan rumus sebagai berikut:
Y = C + S
Y = Pendapatan
(Yield)
C = Konsumsi
(Consuption)
S = Tabungan
(Saving)
Perhatikan tabel
di bawah ini:
Tabel 1. Daftar
Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Semakin besar
pendapatan seseorang semakin besar konsumsinya, dan semakin besar pula
tabungannya
b . Pendapatan
yang mungkin diterima dimasa yang akan datang
Expected income,
seberapa banyak pun akan berpengaruh pada besarnya pengeluaran konsumsi masa
sekarang. Semakin besar expected income, akan semakin besar pula
pengeluaran konsumsinya.
Contoh: Semakin
dekat masa pensiun biasanya akan semakin hemat, karena pendapatan yang akan
diterima akan menjadi lebih kecil. Akan tetapi jika pendapatan yang akan diterima
seseorang diwaktu yang akan datang bertambah, maka konsumsinya saat sekarangpun
mengalami kenaikan.
c . Pendapatan
tertinggi yang pernah dicapai pada masa lampau
Pengeluaran
konsumsi seseorang dipengaruhi juga oleh tingkat pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Dalam arti bahwa pengeluaran konsumsi seseorang tidak mudah
berkurang meskipun
pendapatan mereka
berkurang. Akibatnya seseorang itu akan mengurangi tabungannya/saving-nya.
Bilamana pendapatan bertambah, maka konsumsi pun akan bertambah dan
tabungannyapun akan bertambah dengan lebih cepat. Kenyataan ini akan terus
berlangsung sampai pada tingkat pertambahan pendapatan tertinggi yang pernah
dicapai semula.
d . Tingkat bunga
Konsumsi
merupakan fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa naiknya
suku bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Namun para kenyataan
yang terjadi dapat sebaliknya, yaitu dengan naiknya tingkat bunga pendapatan
meningkat dan justru kemudian akan menaikkan konsumsi.
2 . Harga Barang
dan Jasa
Harga barang
sangat menentukan terhadap besar atau kecilnya konsumsi seseorang. Jika harga
barang naik, maka seseorang akan memperkecil konsumsinya, sebaliknya jika harga
barang turun, seseorang akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi perubahan
harga barang ini tidak berlaku untuk barang kebutuhan pokok pada umumnya yang
selalu akan dibeli dalam jumlah yang relatif tetap, kendati harga mengalami
perubahan.
3 . Adat Istiadat
dan Kebiasaan Konsumen
Adat istiadat dan
kebiasaan cukup berpengaruh pada konsumsi seseorang atau masyarakat. Adat
istiadat dan kebiasaan dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif.
Contoh:
- Adat istiadat dilakukannya upacara-upacara ritual yang menggunakan bahan-bahan makanan atau yang lain, akan mempengaruhi tigkat konsumsi. Misalnya upacara Ngaben di Bali.
- Kebiasaan masyarakat yang sering dan senang melakukan pesta dan hidup ber hura-hura, maka akan akan memperbesar konsumsinya.
Akan tetapi
masyarakat yang mempunyai adat istiadat dan kebiasaan bersikap terhadap
kehematan (attitude toward thrift), maka konsumsi masyarakat tersebut
akan semakin kecil.
4 . Barang
Subtitusi
Barang
subtitusi/pengganti dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang/masyarakat.
Jika terdapat barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang yang dibutuhkan
seseorang dengan harga yang jauh lebih murah, maka barang tersebut dapat
mempengaruhi konsumsi seseorang/masyarakat tersebut.
Contoh: Ember
plastik dengan merek tertentu mahal harganya, sementara ada ember plastik merek
lain atau ember seng yang harganya lebih murah, maka seseorang akan membeli
ember merek lain atau ember seng yang lebih murah tersebut.
5 . Jumlah
Penduduk
Besarnya jumlah
penduduk, akan berpengaruh pada pengeluaran konsumsi suatu masyarakat. Suatu
perekonomian yang penduduknya relatif banyak, pengeluarannya untuk konsumsi pun
akan lebih besar daripada perekonomian yang jumlah penduduknya sedikit,
meskipun pendapatan nasional kedua masyarakat tersebut sama besarnya.
6 . Banyaknya
barang konsumsi yang tahan lama dalam masyarakat
Sedikit banyak
pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya “consumer’s
durable” yaitu barang konsumsi terpakai lama seperti: rumah, motor, mobil
pesawat televisi, lemari es, dsb. Pengaruhnya sebagai berikut:
- Mengurangi pengeluaran konsumsi masyarakat tersebut. Misalnya dengan telah dimilikinya Televisi, maka acara menonton Bioskop berkurang
- Menambah pengeluaran konsumsi. Misalnya dengan membeli mobil maka acara pergi keluar kota semakin sering. Akibatnya pengeluaran bertambah besar untuk beli bensin, oli, reparasi, makan dsb.
- Barang terpakai lama harganya mahal. Oleh karena itu untuk memperolehnya pada umumnya dibutuhkan masa untuk menabung. Masa hemat kita lakukan sebelum membeli, jika pembelian secara cash, sedangkan jika secara kredit masa menghemat kita lakukan sesudah pembelian.
7 .
Ramalan/dugaan masyarakat akan adanya perubahan harga
Dalam kenyataan
harga barang dan jasa tidaklah stabil. Kalau diperkirakan harga akan naik, maka
masyarakat ada tendensi untuk sesegera mungkin menggunakan uangnya guna membeli
barang dan jasa, sekalipun pendapatan masyarakat tidak berubah. Maka dengan
demikian fungsi konsumsi akan bergeser keatas, dan sebaliknya jika harga barang
dan jasa diperkirakan akan turun.
8 . Selera
Konsumen
Di antara
orang-orang yang usianya sama, namun pengeluaran konsumsinya tidak sama, karena
perbedaan sikap menghemat atau attitude toward thrift dan selera
masyarakat dalam berkonsumsi. Bila masyarakat memiliki selera yang menurun
dalam konsumsi, maka tingkat konsumsi juga akan turun. Sebaliknya jika selera
konsumsi masyarakat meningkat, hal ini akan meningkatkan konsumsi pula.
Contoh : Selera
masyarakat untuk berekreasi beberapa waktu lalu menurun, akibat sering
terjadinya kerusuhan dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang yang
tidak bertanggungjawab. Maka hal ini juga menurunkan tingkat konsumsi
masyarakat yang melakukan rekreasi. Namun setelah saat ini menjadi aman, maka
selera masyarakat untuk berekreasi menjadi meningkat lagi, sehingga tingkat konsumsi
mereka mengalami kenaikan.
Comments
Post a Comment