Dalam artikel
ini kami akan menguraikan tentang jenis-jenis gaya bahasa puisi yang terdiri atas dua
yakni majas dan peribahasa. Sebelumnya apakah Teman-teman sudah mengetahui
pengertian dari puisi?. Puisi adalah salah satu ragam sastra yang disampaikan
dengan monolog, memiliki makna yang tersirat, dan penggunaan kata-kata yang
cendrung konotatif. Kata-kata yang cendrung konotatif inilah yang membuat puisi
selalu menggunakan berbagai gaya bahasa untuk menyampaikan isinya.
Seperti yang
telah disampaikan diawal bahwa gaya bahasa puisi ada dua jenis yakni majas dan
peribahasa. Berikut akan kami uraikan pengertian dari majas dan peribahasa yang
dimakhsud.
1. Majas
Majas adalah
bahasa kias yang dipergunakan untuk memperolah efek tertentu dari suatu benda
atau hal dengan cara membandingkannya dengan benda atau hal lain yang lebih
umum. Dengan kata lain, penggunaan majas tentu dapat mengubah serta menimbulkan
nilai rasa atau konotasi tertentu (Taringan, 1995: 112). Soemardjo dan Saini KM
(1991: 127) juga mengatakan bahwa majas adalah cara menggunakan bahasa agar
daya ungkap atau daya tarik atau sekaligus keduanya bertambah.
Berikut beberapa
macam majas yang biasa digunakan.
- Majas perbandingan adalah majas perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dengan sengaja kita anggap sama. Contohnya simile, metafora, personifikasi, dan alegori.
- Majas hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan, baik jumlah, ukuran maupun sifat-sifatnya.
- Majas litoses adalah majas yang sering dikatakan kebalikan dari majas hiperbola untuk pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
- Majas ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan sindiran. Ironi dapat berubah menjadi sinisme dan sarkasme dengan muncul kata-kata kotor.
- Majas aliterasi adalah majas dengan menggunakan kata-kata dengan bunyi awalan yang sama (purwakanti).
Apabila seseorang
ingin menulis puisi, dia harus memikirkan diksi yang digunakan dan majas yang
tepat sesuai dengan masalah yang akan diungkapkan dalam puisinya. Dengan kata
lain, diksi dan majas yang digunakan harus dipikirkan kepaduannya.
Contoh puisi
karya Ans berjudul “Api Semangat”
Apakah aku
harus rapuh
Rapuh
berarti aku jatuh
Jatuh dalam
keterpurukan
Ah, aku harus
lawan
Api yang
hampir padam
Tak akan
kubiarkan mati
Aku akan
terus melaju
Sekalipun
dalam terpaan gelombang dan badai
Hatiku takkan
mudah rapuh lagi
Semangat hidupku
harus kupacu
Aku tidak
boleh kalah
Oh, tuhan
teguhkanlah hatiku
Semoga aku
tegar,
Kusampai di
pantai tujuan
Amin !
Kata rapuh
dalam bait pertama mengiaskan ‘tidak kuat menahan atau 'tidak tabah’; kata jatuh
dan padam bermakna ‘gagal’. Kata kupacu pada bait kedua
mengiaskan ‘giat’ atau ‘rajin’, kalah bermakna ‘gagal’, teguhkan hatiku
bermakna ‘tabah’. Kata api melambangkan ‘semangat’ dan pantai
melambangkan ‘keberhasilan’. Majas sekalipun dalam terpaan gelombang dan badai
berupa metafora karena membandingkan antara gelombang dan badai sebagai hal
berat yang harus dihadapinya. Hal ini disebabkan gelombang dan badai sering
diidentikkan dengan kekuatan dan kesulitan yang besar. Berdasarkan pemahaman diksi dan majas yang
digunakannya, puisi di atas mengungkapkan keinginan seseorang untuk melawan
rasa keputusasaannya dalam meraih cita-citanya dan meminta kekuatan kepada
Tuhan Allah SWT. Itulah penjelasan makna dari pusi karya Ans berjudul “Api
Semangat”.
2.
Peribahasa
Peribahasa adalah
kalimat yang tetap susunannya dan mengiaskan maksud tertentu. Ungkapan tersebut
dapat berupa nasehat, prinsip hidup, dan aturan tingkah laku. Contoh contoh
peribahasa dan artinya yang sering kita dengar
“ada udang
dibalik batu” artinya dibalik tindakan yang diperbuat ada maksud terselubung
“guru
kencing berdiri, murid kencing berlari” artinya jika gurunya saja berbuat
salah, apalagi muridnya? ada kemungkinan muridya bertingkah mengikuti gurunya
dan berbuat lebih salah lagi.
dan sebagainya.
Comments
Post a Comment