Menurut Ranney,
budaya politik memiliki dua komponen utama, yaitu Orientasi Kognitif (cognitive orientation) dan Orientasi Afektif
(affective orientation). Sementara
itu, Almond dan Verba dengan lebih konfrenhensif mengacu pada apa yang dirumuskan Parson dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik
mengadung tiga komponen objek politik berikut :
- Orientasi kognitif : berupa pengetahuan tentang kepercayaan pada politik, peranan, dan segala kewajiban serta input dan outputnya.
- Orientasi afektif : berupa perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor, dan penampilannya.
- Orientasi evaluatif : berupa keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria informasi dan perasaan.
Dengan menggunakan ketiga komponen orientasi tersebut, kita dapat
mengukur bagaimana sikap individu atau masyarakat terhadap sistem politik.
Gabriel A. Almond dan G. bingham Powel, Jr. menegaskan bahwa
budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem politik. Maksud
pernyataan ini menurut Ranney adalah
karena budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis bagi terselenggaranya
konflik-konflik politik (dinamika politik) dan terjadinya proses perbuatan
kebijakan politik.